Saturday, April 25, 2009

Surat Untuk Bapak

Dear bapak,

Pak, apa kabarnya?

Sudah hampir setahun aku tinggal jauh dari Bapak. Sudah selama itu juga kita nggak ketemu ya Pak. Jarak yang ditempuh selama 7 jam dengan pesawat terbang ini bukan pendek, jadi aku nggak bisa kapan aja pulang ke rumah.

Pak, sering deh di televisi sini ada siaran tentang seorang Ayah.
Pernah ada tentang seseorang yang bercerita tentang Ayahnya. Tapi aku nggak pernah mau nonton acara kayak gitu. Soalnya pasti aku keinget Bapak, dan langsung sedih.

Kenapa aku sedih kalau inget Bapak?
Bukan berarti memori tentang Bapak membuatku sedih lho Pak, tapi kalau inget Bapak, pasti aku inget hal-hal yang Bapak lakukan demi aku dan adik.

Bapak pasti mau beliin apaaa aja yang aku minta, entah semahal apapun itu, padahal kadang-kadang yang kuminta belum tentu akan kupakai. Kadang benda itu terlalu indah untuk dipakai, sampai aku nggak percaya diri memakainya. Mama pasti tahu itu, makanya Mama nggak pernah mau beliin aku benda seperti itu. Tapi Bapak mendengarkan setiap permintaanku. Pernah suatu hari aku meminta sesuatu di Mall, dan Bapak nggak membelikanku barang itu, aku ngambek dan Bapak diam saja. Wajah keras Bapak saat itu membuatku takut dan berhenti ngambek. Tapi minggu berikutnya, waktu aku dan Bapak ke Mall itu dan melewati toko yang menjual barang yang seminggu sebelumnya kuinginkan, Bapak menegurku dengan berkata, ”kamu nggak mau beli itu nduk? Lagi diskon lho”. Ya Allah Bapak, ternyata Bapak masih ingat barang yang kunginkan, dan saat itu Bapak nggak membelikanku karena harganya masih terlalu mahal..

Waktu aku lulus SMA dan akan melanjutkan ke perguruan tinggi, Bapak setuju saja aku mendaftar di universitas swasta yang aku mau. Padahal Bapak tahu, aku ingin masuk universitas itu hanya karena tempatnya bergengsi dan ada temanku disana. Waktu itu, nggak sedikit juga aku mendaftar ke universitas swasta untuk cadangan. Kalau kata Bapak, ”jaga-jaga kalau kamu nggak lulus Negeri”. Padahal Pak, kalau dihitung-hitung, anggaran yang Bapak keluarkan untuk uang pendaftaranku di universitas-universitas swasta itu tidak sedikit..

Oya, aku selalu penasaran, kenapa Bapak lebih memilih naik motor untuk ke kantor dan membiarkan mobil menganggur dirumah yah. Pernah kutanya Mama tentang itu. Kata Mama, ”iya, kata Bapakmu, kalau pakai motor lebih irit bensin dan biaya perawatannya daripada mobil”. Padahal Bapak selalu mengizinkanku memakai mobil kapan saja aku mau.

Pak, setelah aku lulus kuliah aku selalu melihat Bapak bawa bekal ke kantor. Waktu kutanya Mama lagi, Mama bilang, Bapaklah yang meminta Mama untuk bikin bekal, soalnya lebih irit, biar bisa nabung untuk kuliah adik. Padahal kalau kita belanja besar di supermarket serba ada, Bapak selalu mengijinkan aku dan adik membeli apa saja, meskipun Bapak melarang Mama membeli macam-macam barang sih,,hehehe.

Dulu aku masih manja dan selalu merengek minta apa saja ke Bapak. Aku nggak pernah sadar kalau setiap permintaanku selalu dikabulkan oleh Bapak. Meskipun sedang sulit, tapi Bapak selalu mengusahakan agar keinginanku dan adik terwujud.

Sekarang aku ngerti Pak, Bapak selalu berusaha menyenangkan kami. Bapak nggak mau kami kecewa. Cara Bapak memanjakan kami itu bikin aku makin sayang sama Bapak, bikin aku terharu dan kangen setiap ingat Bapak.

Bahkan meskipun sekarang aku sudah menikah dan tinggal dengan suamiku di tempat yang jauh dari Bapak, Bapak selalu menanyakan keadaan kami, apakah kami kekurangan atau tidak, apakah kami bahagia atau tidak. Pak, alhamdulilah kami nggak kekurangan disini, dan insya Allah kami bahagia, Pak.

Sekarang aku sedang mengandung, insya Allah dalam beberapa bulan lagi Bapak akan punya cucu pertama. Doakan kami yah Pak, agar kami bisa menjadi orang tua seperti Bapak dan Mama, yang menyayangi anak-anaknya dengan tulus, tanpa pamrih, tanpa kenal lelah. Agar kami bisa mengajari anak-anak kami tulusnya kasih sayang orang tua, dan mendidik anak-anak kami agar menjadi anak yang soleh dan solehah.

Aku sayang Bapak.

Tokyo, 26 Agustus 2008

Ully

*****************************
Tulisan ini diikutsertakan dalam "Menulis Tentang Bapak, Yuk!"